Jumat, 28 Juni 2013

Lingkungan Belajar


A.    Pengertian lingkungan belajar
Lingkungan menurut Webster’s  New Collegiate Dictionary diterangkan sebagai “the aggregate of all the external conditions and influences affecting the life and development of an organism atau diartikan sebagai kumpulan segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan suatu organisme” (dalamHadikusumo, 1996:74). Lingkungan belajar oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan pendidikan (Hadikusumo,1996:74). Sedangkan lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardjadan La Sulo (1994:168) adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan. Berdasarkan pengertian dari definisi-definisi di atas dapatdisimpulkan bahwa yang dimaksud lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut.
B.     Macam-Macam Lingkungan Belajar
Menurut Ki Hajar Dewantara, lingkungan pendidikan mencakup: 1) lingkungan keluarga, 2) lingkungan sekolah, dan 3) lingkungan masyarakat (Munib, 2004:76). Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan yang akan mempengaruhi manusia secara bervariasi.
1.      Lingkungan Keluarga
a.       Pengertian Lingkungan Keluarga
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary (dalamHadikusumo, 1996:74) pengertian lingkungan adalah kumpulan segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan suatu organisme. Sedangkan pengertian  keluarga menurut Tirtarahardja dan La Sulo (1994:173) adalah pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda (hubungan menurut garis ibu) dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti ( nucleus family : ayah, ibu dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti, ada orang lain: kakek/nenek, adik/ipar,pembantu, dll). Dari pengertian lingkungan dan keluarga di atas, maka dapat disimpulkan pengertian ligkungan keluarga adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kehidupan dan perkembangan anggota keluarga.
b.      Faktor-Faktor Keluarga
Menurut Slameto (2003:60-64), siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
1.              cara orang tua mendidik,
2.              relasi antara anggota keluarga,
3.              suasana rumah,
4.              keadaan ekonomi keluarga,
5.              pengertian orang tua,
6.              latarbelakang kebudayaan.
c.       Fungsi Keluarga
Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai fungsi kasih sayang, ekonomi, pendidikan, perlindungan/ penjagaan, rekreasi, status keluarga dan agama (Abu Ahmadi,1991:108). Sedangkan menurut Bierstadt (Abu Ahmadi,1991:109)  keluarga berfungsi sebagai:
1)      Menggantikan keluarga
2)      Bersifat membantu
3)      Mengatur dan menguasai impuls-impuls (dorongan) sexual
4)      Menggerakkan nilai-nilai kebudayaan
2.  Lingkungan Sekolah
a. Pengertian Lingkungan Sekolah
Menurut Tulus Tu’u (2004:1) lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana ditempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Sedangkan menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN) lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana parasiswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam kesadaran hati nuraninya (Tulus Tu’u,2004:11). Berdasarkan 2 definisi tentang lingkungan sekolah tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana kegiatan belajar mengajar berlangsung yang para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi.
b.  Faktor Sekolah
Faktor  sekolah  yang mempengaruhi belajar mencakup :
1.      metode mengajar,
2.      kurikulum,
3.       relasi guru dengan siswa,
4.      relasi siswa dengan siswa,
5.      disiplin sekolah,
6.      pelajaran  dan waktu sekolah,
7.      standar pelajaran,
8.      keadaan gedung,
9.      metode belajar,
10.   tugas rumah

c.       Fungsi Sekolah
Menurut Nasution (2004:14), fungsi sekolah antara lain sebagai berikut:
1)      Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan.
2)      Sekolah memberikan keterampilan dasar.
3)      Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib.
4)      Sekolah menyediakan tenaga pembangunan.
5)      Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial.
6)      Sekolah menstranmisi kebudayaan.
7)      Sekolah membentuk manusia yang sosial.
8)      Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan.

d.      Karakteristik lingkungan sekolah
Ada beberapa karakteristik lingkungan sekolah yang nyaman sebagai tempat belajar (Burstyn & Stevens dalam Ormrod, 2006) , yaitu:
1)      Sekolah mempunyai komitmen untuk mendukung semua usaha peserta didik agar sukses baik dalam bidang akademik maupun sosial.
2)            Adanya kurikulum yang menantang dan terarah.
3)            Adanya perhatian dan kepercayaan peserta didik serta orang tua terhadap sekolah.
4)            Adanya ketulusan dan keadilan bagi semua peserta didik, baik untuk peserta didik dengan latar belakang keluarga yang berbeda, beda ras maupun etnik.
5)            Adanya kebijakan dan peraturan sekolah yang jelas. Misalnya panduan perilaku yang baik, konsekuensi yang konsisten, penjelasan yang jelas, kesempatan menjalin interaksi sosial serta kemampuan menyelesaikan masalah.
6)            Adanya partisipasi peserta didik dalam pembuatan kebijakan sekolah.
7)            Adanya mekanisme tertentu sehingga peserta didik dapat menyampaikan pendapatnya secara terbuka tanpa rasa takut.
8)            Mempunyai tujuan untuk meningkatkan perilaku prososial seperti berbagi informasi, membantu dan bekerja sama.
9)            Membangun kerja sama dengan komunitas keluarga dan masyarakat.
10)        Mengadakan kegiatan untuk mendiskusikan isu-isu menarik dan spesial yang berkaitan dengan peserta didik.
3.      Lingkungan Masyarakat
a.       Pengertian Lingkungan Masyarakat
Soemardjan dan Soemardi mengatakan bahwa lingkungan masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan (Ari Gunawan,2004:4). Sedangkan menurut Muri Yusuf (1986:34) lingkungan masyarakat adalah merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai keberadaannya. Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan masyarakat adalah tempatorang-orang hidup bersama yang berpengaruh besar terhadapperkembangan pribadi anak-anak (siswa).
b.      Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang jugaberpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh ituterjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Pengaruh-pengaruh itu antara lain sebagai berikut:
1)      Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
2)      Mass Media
3)      Teman Bergaul
4)      Bentuk Kehidupan Masyarakat
c.       Peranan Masyarakat dalam Pendidikan
Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah. Hai ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat dan isi pergaulan yang terjadi di dalam masyarakat. Waktu pergaulan terbatas, hubungannya hanya pada waktu-waktu tertentu, sifat pergaulannya bebas, dan isinya sangat kompleks dan beranekaragam. Meskipun demikian, masyarakat mempunyai peranyang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan nonpemerintah (swasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana dan prasarana, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik secara langsung maupun tidak langsung (FuadIhsan, 1997:59)
C.    Implikasi lingkungan belajar anak
Pada proses belajar anak dalam pengembangan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), pembentukan dan peningkatan tidak hanya diorientasikan pada satu aspek individu saja, melainkan seluruh aspek individu. Dalam hal ini, biasanya yang dikembangkan yaitu kurikulumnya. Kurikulum yang dikembangkan diharapkan untuk memberi kemungkinan yang seluas – luasnya dalam pengembangan beberapa aspek seperti pengembangan fisik, emosi, sosial dan kognitif. Dalam pengembangan kurikulum, hal terpenting yang juga harus tetap diperhatikan yaitu kesesuaian antara isi kurikulum usia dan tingkat kemampuan anak.
Dalam mengimplementasikan dan mengembangkan kurikulum, dalam proses pembelajaran di kelas guru harus dapat memanfaatkan hasil pengamatannya terhadap anak didik dan mencatat kemampuan anak didik yang berbeda – beda. Hal ini sangat penting, karena informasi yang demikian sangat dibutuhkan ketika seorang guru menyusun rencana pembelajaran yang tentunya sesuai dengan kemampuan anak didiknya. Dengan demikian, proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
Pengembangan anak memerlukan kebutuhan yang tidak hanya dibatasi paa aspek akademik saja, melainkan aspek sosial dan emosional. Hal ini mendorong guru untuk menjadikan belajar sebagai proses interaktif. Maksudnya, anak didik tidak hanya dibatasi kontak dengan teman, orang dewasa, tetapi dengan lingkungan sosial dan fisik secara luas. Kondisi dan situasi seperti itu akan mendorong siswa lebih melibatkan semua aspek yang ada dalam dirinya secara keseluruhan dalam interaksi sosial dan memecahkan suatu permasalahan.
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, bidang – bidang studi yang dikembangkan juga harus sesuai dengan tingkat perkembangan seluruh aspek individu serta kehidupan anak, khususnya latar belakang sosial dan ekonominya. Perlu kita sadari di Indonesiaa, macam – macam perbedaan yang terdapat pada diri anak merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu oleh karena itu guru harus mampu menyatukan perbedaan – perbedaan tersebut agar pembelajaran berjalan secara relevan, menyenangkan dan mencapai keberhasilan.
Pada siswa SD, guru hendaknya terus – menerus melakukan pemantauan secara langsung baik di dalam maupun di luar kelas. Hasil pengamatan tersebut sangat bermanfaat bagi pengembangan program belajar yang pada akhirnya dapat memaksimalkan proses pembelajaran. Selain itu kehadiran guru di dalam kelas hendaknya tidak menekankan perannya sebagai satu – satunya pihak yang berkuasa di kelas, apalagi kalau guru bersifat otoriteruntuk itulah guru diharapkan dapat memposisikan dirinya sebagai fasilitator dan motivator dalam kegiatan belajar.
Kesempatan yang luas juga hendaknya diberikan kepada anak didik untuk memilih kegiatan dan materi serta fasilitas yang tersedia agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Kegiatan yang diciptakan juga hendaknya melibatkan seluruh aspek mental, fisik, sosial, dan moral siswa. Dengan demikian, hendaknya siap menyediakan materi yang kaya akan variasi kegiatannya.
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat dipilih dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran. Sebenarnya tidak ada satu – satumya model pembelajaran yang sangat efektif dapat dipilih untuk semua jenis pembelajaran. Karena pada praktek yang dilakukan, model itu bersifat kontekstual. Namun dengan tidak melupakan tujuan pendidikan nasional yang dapat membentuk manusia seutuhnya, maka hendaknya memilih model pembelajaran yang benar – benar mengarah pada pengakuan keberadaan individu sebagai manusia utuh dan arah peningkatannya tidak dibatasi pada satu aspek individu saja, tetapi keseluruhan semua aspek individu.

1 komentar:

  1. Pengaruh masyarakat terhadap siswa ada 4, tolong berikan penjelasan untuk ke 4 pengaruh itu, terimakasih

    BalasHapus