BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Mengapa seorang guru harus menguasai
teori-teori belajar?. Jawabannya yaitu Teori belajar akan sangat membantu guru,
supaya memiliki kedewasaan dan kewibawaan dalam hal mengajar, mempelajari
muridnya, menggunakan prinsip-prinsip psikologi maupun dalam hal menilai cara
mengajarnya sendiri. Dengan demikian, tujuan mempelajari psikologi belajar
adalah: (Mahfud, 1991: 10)
Untuk membantu para guru, agar
menjadi lebih bijaksana dalam usahanya
membimbing murid dalam proses pertumbuhan belajar.
Agar para
guru memiliki dasar-dasar yang luas dalam hal mendidik, sehingga murid bisa
bertambah baik dalam cara belajamya.
Agar para
guru dapat menciptakan suatu sistem pendidikan yang efisien dan efektif dengan
jalan mempelajari, menganalisis tingkah laku murid dalam proses pendidikan
untuk kemudian mengarahkan proses-proses pendidikan yang berlangsung, guna
meningkatkan ke arah yang lebih baik.
Seorang
guru dikatakan kompeten bila ia memiliki khasanah cara penyampaian yang kaya,
memiliki pula kriteria yang dapat dipergunakan untuk memilih cara-cara yang
tepat di dalam menyajikan pengalaman belajar mengajar, sesuai dengan materi
yang akan disampaiakan. Kesemuanya itu hanya akan diperoleh jika guru menguasai
teori-teori belajar.
B.
Rumusan Belajar
1. Kemukakan tentang teori-teori
Belajar ?
2. Apa yang dimaksud teori belajar
secara tradisional?
3. Apa yang dimaksud teori belajar
secara modern atau kontemporer?
4. Dan bagaimana bentuk kemahiran
belajar?
C.
Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui tentang apa
teori-teori belajar
2. Dapat mengetahui tentang teori
belajar yang tradisional
3. Dapat mengetahui tentang teori
belajar yang modern/ kontemporer
4. Dapat mengetahui kemahiran belajar
BAB
II
PEMBAHASAN
Keinginan untuk memahami hakikat belajar dengan
segala problematikannya sudah sejak dulu menjadi obsesi bagi kalangan ahli
psikologi.Sebagai bagian dari upaya untuk mengungkapkan seluk belajar tersebut,
lahirnya sejumlah teori belajar dimulai dari pandangan yang dilandasi oleh
pemikiran-pemikiran yang bersifat spekulatif sampai kepada teori-teori belajar
yang tertumpu pada hasil-hasil penelitian atau eksperimen yang dilakuakan
secara sistematik sesuai prosedur ilmiah.
A.
TEORI-TEORI
BELAJAR
1.
Teori
belajar Behaviorisme/Behavoristik (Tradisional)
Behaviorisme
lebih memfokuskan kajiannya pada hubungan antara stimulasi dan respons yang
dapat diukur atau perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi
antara stimulasi dan respon . Terdapat sejumlah teori belajar yang menganut
pandangan behaviorisme, diantaranya ialah : teori classical conditioning (Ivan
Petrovitch Pavlov), teori konnektionisme (Edward Lee Thorndike), teori
Behaviorisme (John B. Watson), teori kontiguity (Edward Ray Guthrie), dan teori
operant conditioning (Burrhus Frederic Skinner) dan teori Clark Hull.
-
Deskripsi
singkat dari teori-teori belajar yang berpandangan behaviorisme tentang belajar
yaitu:
·
Belajar adalah
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan
respon. Dengan perkataan lain seseorang dianggap telah belajar bila ia mampu
menunjjukan perubahan tingkah laku.
·
Yang terpenting menurut
teori ini yaitu masukan/input yang berupa stimulasi dan keluaran/output yang
berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi diantara stimulasi dan respon itu
dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak dapat diamati. Yang dapat
diamati hanyalah stimulasi dan respon.
-
Teori belajar menurut
yang menganut teori belajar behavoristik/behavorisme.
1. Teori
belajar menurutEdward Lee Thorndike
Belajar
adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang
merangsan terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal
lain yang dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon yaitureaksi yang
dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran,
perasaan, atau gerakan/ tindakan.Maka teori ini belajar itu perubahan tingkah
laku akibat dari kegiatan belajar yang berujud kongkrit dan tidak kongkrit.
2. Teori
belajar menurut John B. Watson
Belajar
adalah proses interaksi antara stimulasi dan respon, namun stimulasi dan respon
yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan
dapat diukur. Watson mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri
seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap hal-hal tersebut sebagai
factor yang tak perlu diperhitungkan. Ia tetap mengakui bahwa
perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting, namun semua itu tidak
dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat
diamati.
3. Teori
belajar Clark Hull
Belajar
adalah proses interaksi antara stimulasi dan respon. Dan teori ini lebih
menjurus pada teori evolusi milik Charles Darwin. Kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan
biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan
manusia, sehingga stimulasi dan belajarpun hamper selalu dikaitkan dengan
kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat
bermacam-macam bentuknya.
4. Teori
belajar menurut Edward Ray Guthrie
Belajar
adalah proses interaksi antara stimulasi dan respon. Tapi menurut Edward Ray
Guthrie bahwa stimulasi dan respon hanya bersifat sementara, oleh sebab itu
dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulasi
agar hubungan antara stimulasi dan
respon bersifat lebih tetap, dan respon yang muncul agar sifatnya lebih
kuat dan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulasi yang berhubungan
dengan respon tersebut.
5. Teori
belajar menurut Burrhus Frederic
Skinner.
Belajar
adalah hubungan antara stimulasi dan respon yang terjadi melalui interaksi
dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku.
-
Teori
ini juga menggunakan prinsip belajar, diantaranya ialah:
·
Reinforcement
(Penguatan)
·
Latihan /Pengulangan
·
Pengaktivan Siswa
-
Adapun
kritik terhadap teori belajar ini yaitu,:
·
Teori belajar ini
dinilai terlalu menyederhanakan masalah belajar yang sesungguhnya. Tidak semua
hasil belajar dapat diamati dan diukur. Paling tidak dalam waktu seketika.
·
Teori ini dikritik
karena tidak mampu menjelaskan proses belajar yang kompleks.
2.
Teori
Belajar Kognitif
Berbeda
dengan pandangan behaviorisme yang lebih eksternal, orientasi pandangan dari
teori ini lebih bersifat internal (sentral) dalam arti mempersoalkan proses dan
fungsi kognitif manusia dalam proses belajar. Bagi penganut aliran ini, belajar
tidak sekedar melihat hubungan antara stimulasi dan respon, melainkan
melibatkan proses berfikir yang kompleks. Terdapat sejumlah teori belajar yang
digolongkan sebagai teori kognitif, diantaranya ialah teori kognitif (Bruner),
teori belajar bermakna (Ausubel), teori medan (Kurt Lewin), teori Purposif
(Tolman), teori belajar kognitif perkembangan Piaget, dan teori pemrosesan
informasi.Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang
ditentukan oleh presepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajarnya.Belajar merupakan perubahan presepsi dan pemahaman
yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.
-
Deskripsi
singkat teori belajar yang berpandangan kognitif adalah:
·
Belajar pada hakikatnya
adalah perubahan presepsi dan pemahaman. Perubahan presepsi dan pemahan tidak
selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati.
·
Asumsi dasar teori ini
yaitu bahwa setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam
dirinya. Pengalaman dan pengetahuan itu tertata dalam bentuk struktur kognitif.
Menurut teori ini, proses belajar akan terjadi bila materi pelajaran yang
berasmilasi secara klop dengan struktur kognitif yang telah dimiliki
sebelumnya.
-
Teori
belajar menurut yang menganut teori belajar kognitif
1. Teori
belajar kognitif perkembangan Piaget
Perkembangan kognitif
merupakan suatu proses genetic, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme
biologis perkembangan system syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang,
maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula
kemampuannya. Daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan
berbeda pula secara kualitatif.
Piaget mengatakan bahwa kita melampui perkembangan
melalui empat tahap dalam memahami dunia, yaitu :
1)Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi
dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini,
perkembangan mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi
untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan
mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
2) Tahap
praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga 7
tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia
dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran egosentrisme,
animisme, dan intuitif.
3) Tahap
operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung dari
usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak
dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh
pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
4) Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat
pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget.
Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit
dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.
Perlu diingat, bahwa pada setiap tahap tidak bisa
berpindah ke tahap berikutnya bila tahap sebelumnya belum selesai dan setiap
umur tidak bisa menjadi patokan utama seseorang berada pada tahap tertentu
karena tergantung dari ciri perkembangan setiap individu yang bersangkutan.
2. Teori
belajar menurut Bruner
Dimana
perkembangan kognitif seseorang adalah sebagai berikut :
·
Perkembangan
intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi suatu rangsangan.
·
Peningkatan pengetahuan
tergantung pada perkembangan system penyimpanan informasi secara realis.
·
Perkembangan
intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau
pada orang lain melalui kata-kata atau lambing tentang apa yang telah dilakukan
dan apa yang akan dilakukan. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan pada diri
sendiri.
·
Interaksi secara
sistematis antara pembimbing, guru, atau orang tua dengan anak diperlukan bagi
perkembangan kognitifnya.
·
Bahasa adalah kunci
perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat komunikasi antara manusia.
Untuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa diperlukan
untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain.
·
Perkembangan kognitif
ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan beberapa alternative secara simultan,
memilih tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang berurutan dalam
berbagai situasi.
Pengetahuan yang dipelajari itu
dipelajari dalam tiga model tahapan yaitu model tahap enaktif, model ikonik dan
model tahap simbolik.
1) Model Tahap
Enaktif
Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui
tindakan anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi (mengotak-atik)
objek.Pada tahap ini anak belajar sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu
dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau
menggunakan situasi yang nyata.
2)
Model Tahap Ikonik
Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu
pengetahuan di mana pengetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk
bayangan visual (visual imaginery), gambar, atau diagram, yang
menggambarkan kegiatan kongkret atau situasi kongkret yang terdapat pada tahap
enaktif.
3) Model Tahap Simbolis
Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik,
anak memanipulasi simbul-simbul atau lambang-lambang objek tertentu. Pada tahap
simbolik ini, pembelajaran direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak
(abstract symbols), yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan
kesepakatan orang-orang dalam bidang yang bersangkutan, baik simbol-simbol
verbal (misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat), lambang-lambang
matematika, maupun lambang-lambang abstrak yang lain.
3. Teori
belajar bermakna menurut Ausubel
Teori belajar selama
ini masih banyak menekankan pada belajar menghafal.Belajar seharusnya merupakan
asmilasi yang bermakna bagi siswa.Materi yang dipelajari diasmilasikan dan
dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur
kognitif.Struktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam
ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang
terpisah-pisah ke dalam suatu unit konseptual.Teori kognitif banyak memusatkan
perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru
merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.
Ausubel (dalam Dahar, 1988:137)
mengemukakan bahwa belajar dikatakan bermakna (meaningful) jika informasi yang
akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang
dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat mengaitkan informasi
barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Ausubel (dalam Dahar,1988
:142)
Menurut Ausubel, Novak,dan
Hanesian ada dua jenis belajar:
1) Belajar bermakna
(meaningful learning)
Belajar bermakna adalah suatu
proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur penertian yang
sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Belajar bermakna terjadi bila
pelajar mencoba menghubungkan fenomena baru dengan konsep yang telah ada
sebelumnya.
2) Belajar menghafal (rote learning)
Bila konsep yang cocok dengan fenomena baru itu belum
ada maka informasi baru tersebut harus dipelajari secara menghafal. Belajar
menghafal ini perlu bila seseoarang memperoleh informasi baru dalam dunia
pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang ia ketahiu
sebelumnya.
Menurut Ausubel belajar dapat
diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara
informasi atau materi pelajaran itu disajikan kepada siswa melalui penerimaan
atau penemuan. Selanjutnya dimensi kedua menyangkut bagaimana siswa dapat
mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Jika siswa
hanya mencoba menghafalkan informasi baru itu tanpa menghubungkan dengan
struktur kognitifnya, maka terjadilah belajar dengan hafalan. Sebaliknya jika
siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru itu dengan struktur
kognitifnya maka yang terjadi adalah belajar bermakna.
Langkah – langkah belajar
bermakna Ausubel adalah :
1)
Pengatur awal (advance organizer)
Pengatur awal dapat digunakan untuk membantu mengaitkan konsep yang lama
dengan konsep yang baru yang lebih tinggi maknanya.
2) Diferensiasi
Progregsif
Dalam pembelajaran bermakna perlu
ada pengembangan dan kolaborasi konsep- konsep. Caranya unsur yang inklusif
diperkenalkan terlebih dahulu kemudian baru lebih mendetail.
-
Beberapa
kritikan tentang teori ini yaitu,
·
Pandangan teori ini
dinilai lebih dekat kepada psikologi dari pada keteori belajar, sehingga
aplikasinya dalam proses belajar-mengajar tidaklah muda.
·
Teori ini dianggap
sukar dipraktekan secara murni sebab seringkali kita tidak begitu memahami
strukrur kognitif yang ada dalam benak pembelajar, apalagi memilih-milih
struktur kognitif tersebut menjadi bagian-bagian yang diskrit.
3.
Teori
Interaktionis/Konstruktivistik
Pandangan teori interaktionis bertumpu pada suatu
asumsi bahwa tingkah laku, proses-proses mental, dan lingkungan berhubungan
satu sama lain secara timbal balik sesuai dengan namanya, teori ini mencoba
mengawinkan prinsip belajar teori behaviorisme dan teori kognitif.Terdapat
beberapa teori belajar yang dikategorikan berpandangan interaktionis,
diantaranya ialah teori perkembangan (Piaget), teori belajar (Gagne), teori
Belajar Sosial (Albert Bandura).
Teori belajar kontemporer adalah pembelajaran berdasarkan
teori belajar konstruktivisme.Pembelajaran berfungsi membekali kemampuan siswa
mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan dalam belajar.Sesuai dengan
prinsip belajar teori konstruktivisme, maka dalam pembelajarannya nampak ada
pergeseran fungsi guru dan buku sumber sebagai sumber informasi. Guru lebih
berfungsi membekali kemampuan siswa dalam menyeleksi informasi yang dibutuhkan.
Contoh teori belajar kontemporer :
1. Operant Conditioning dari B.F. Skinner
2. Conditions of Learningdari Robert Gagne
3. Information Processing
4. Cognitive Development dari Jean Piaget
5. Social Learning dari Albert Bandura
6. Attribution dari Bernard Weiner.
- Pandangan menurut teori ini, yaitu :
1.
Teori Belajar Menurut Robert M.
Gagne
Gagne
membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu
1) Fase Receiving the stimulus situation
(apprehending), merupakan fase seseorang memperhatikan stimulus tertentu
kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian
ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara.
2) Fase Stage of Acquition,
pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu kesanggupan yang belum
diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan
pengetahuan sebelumnya.
3) Fase storage /retensi adalah fase
penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada yang
dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka pendek
dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.
4) Fase Retrieval/Recall, adalah fase
mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam memori.
Kemudian ada fase-fase
lain yang dianggap tidak utama, yaitu
(5)
Fase motivasi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi
kepada siswa untuk belajar
(6)
Fase generalisasi adalah fase transfer informasi, pada
situasi-situasi baru, agar lebih meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta
mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut.
(7)
Fase penampilan adalah fase dimana siswa harus memperlihatkan
sesuatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu, seperti mempelajari
struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat membuat kalimat yang benar.
(8) Fase umpan balik,
siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah ditampilkan
(reinforcement)
-
Deskripsi
singkat dari teori interaktionis yaitu:
·
Di dalam belajar yang
terpenting adalah kemampuan seseorang mengabstraksi informasi dari perilaku
orang lain, mengambil keputusan mengenai perilaku-perilaku yang akan ditiru,
dan kemudian melakukan perilaku-perilaku yang dipilih.
·
Hubungan antar pribadi
antara anak dengan orang dewasa menyebabkan anak meniru dan menyerap
perilaku-perilaku social, melalui interaksi social, anak melakukan identifikasi
terhadap orang tuannya, anggota keluarga yang lain bahkan dengan setiap orang
dengan mana anak bergaul.
·
Proses pembentukan
tingkah laku ditentukan oleh interaksi antara tiga komponen (Unsur), yaitu
tingkah laku, lingkungan dan factor pribadi.
B.
Perbedaan Karakteristik
antara pembelajaran tradisional atau behavioristic dan pembelajaran
konstruvistik adalah sebagai berikut:
Pembelajaran
Tradisional/behavioristic
|
Pembelajaran
Konstruktivistik
|
1. Kurikulum
disajikan dari bagian-bagian menuju keseluruhan dengan menekankan pada
keterampilan-keterampilan dasar.
|
1. Kurikulum
disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagian-bagian, dan lebih
mendekatkan pada konsep-konsep yang lebih luas.
|
2. Pembelajaran
sangat taat pada kurikulum yang telah ditetapkan.
|
2. Pembelajaran
lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide siswa.
|
3. Kegiatan
kurikuler lebih banyak mengandalkan pada buku teks dan buku kerja.
|
3. Kegiatan
kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber-sumber data primer dan
manipulasi bahan.
|
4. Siswa
–siswa dipandang sebagai “Kertas Kosong” yang dapat digoresi informasi oleh
guru, dan guru-guru pada umumnya menggunakan cara diaktik dalam menyampaikan
informasi kepada siswa.
|
4. Siswa
dipandang sebagai pemikir-pemikir yang dapat memunculkan teori-teori tentang
dirinya.
|
5. Penilaian
hasil belajar atau pengetahuan siswa dipandang sebagai bagian dari
pembelajaran, dan biasanya dilakukan pada akhir pelajaran dengan cara testing
|
5
Pengukuran proses dan hasil belajar siswa terjalin di dalam kesatuan kegiatan
pembelajaran, dengan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan siswa,
serta melalui tugas-tugas pekerjaan.
|
6. Siswa-siswa
biasanya bekerja sendiri-sendiri, tanpa ada goup process dalam belajar.
|
6
Siswa-siswa banyak
belajar dan bekerja didalam group process
|
|
|
DAFTAR
PUSTAKA
Budiningsih,
Asri, C. 2005. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta
: Rineka Cipta.
izin copy yah mba makasih
BalasHapus